Ikhlas

Salaam.

Entri kali ini diilhamkan dari pembacaan satu buku yang sangat, sangat, sangat bagus (one of the best books I ever read) hasil karya penulis kelahiran Mesir, Al-Akh ‘Amru Khalid. Mesti ramai yang kenal kan?

Judulnya, TERAPI HATI (saya tak tahu judul sebelum terjemahan. Yang pasti bukan Raqaiq yah!!)

Selamat membaca dan beramal!


**********************************************************************************

IKHLAS

Semua orang tahu tentang ikhlas. IKHLAS adalah satu perbincangan yang membawa manfaat bagi yang memiliki hasrat dan komited untuk menyambut ketaatan kepada Allah.

Sebelum perbincangan tentang ikhlas dilanjutkan, mari kita lihat terlebih dahulu, apakah erti Ikhlas?

Ikhlas bererti:

1) Melakukan seluruh perbuatan dan segala tingkah laku didunia hanya kerana matlamat yang satu iaitu : Meraih REDHA Allah
2) Kita hanya melihat dan memerhatikan Allah semata-mata
3) Kita tidak mencari-cari lagi saksi atau bukti keatas perlakuan kita atau apa jua amal yang kita lakukan kecuali hanya Allah
4)Menjadikan Allah sebagai saksi tunggal kita (”Dan cukuplah Allah sebagai saksi” Surah Al-Fath:28)

Ikhlas dalam hal ibadah dan ketaatan adalah sangat jelas. Jadi, apakah dalil yg menharuskan dedikasi ikhlas dalam urusan hidup? Mari kita perhatikan firman Allah ini:

”Katakanlah: Sesungguhnya solatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri" (Al-An’am: 163)

Jelas, apa jua perlakuan kita didunia mesti dilatari dengan ikhlas. Bukan hanya ikhlas tika melakukan solat atau ibadat semata-mata.Perhatikan pula firman Allah yang seterusnya:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan solat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5)

Ertinya, kita tidak diperintahkan apa-apa kecuali menyembah Allah dengan penuh keikhlasan menjalankan agama yang lurus. Perhatikan juga ungkapan indah dalam Al-Quran: Untuk siapa agama yang bersih dan untuk siapa ibadah yang tulus jika bukan untuk Allah?

”Ingatlah, hanya kepunyaan Allah lah agama yang bersih” (Az-Zumar:3)

Rakan-rakan pembaca sekalian,

Iblis juga tidak ada ’kuasa’ dan upaya untuk mendekatkan diri dengan orang yang ikhlas. Tidak percaya? Buktinya, saat iblis laknatullah ’alaih meminta izin agar diberi tangguh dari diazab, iblis juga mengatakan:

”..Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya; kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis (ikhlas) diantara mereka.”
(As-Shaad: 82-83) .Kisah selengkapnya bermula dari ayat 71. Boleh juga rujuk dalam surah Al-Hijr, ayat 28-40.

Wah, amannya orang yang benar-benar ikhlas!!

Ok, selanjutnya, mari kita saksikan pula mereka yang mengerjakan ibadah Haji. Mereka bertalbiah bukan? Lafaz yang diulang-ulang dan berkumandang, amat menyentuh dan penuh penghayatan:

”Labbaikkallahumma labbaik”

Aku penuhi seruan-Mu, ya Allah, aku penuhi seruan-Mu

Mungkin mereka mengulanginya ribuan kali seolah-olah setiap orang yang mengulanginya ingin mematikan rasa RIYA’ didalam hati dan membiakkan IKHLAS didalamnya.

Dan, surah agung dalam Al-Quran, yang setara dengan sepertiga Al-Quran itu sendiri, adalah surah al-IKHLAS.

”Katakanlah, Dialah Allah yang Maha Esa, Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan;Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan; dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”

Surah ini dinamakan demikian kerana jika kita mampu menghayati dan mengamalkan makna-makna yang terkandung dalam surah tersebut, maka kita akan disebut sebagai hamba yang ikhlas.

Pembaca budiman,

Sekarang mari kita lihat syarat diterimanya amalan. Ada dua syarat yang digariskan:

1) Ia mesti benar (shawwab) dalam erti sesuai dengan sunnah Rasulullah S.A.W sebagaimana dalam firman Allah ”...maka hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh...” (Al-Kahf: 110)
2) IKHLAS sebagaimana firman Allah: ”...dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (Al-Kahf:110). Bahkan, darjat dan kedudukan kita disisi Allah tidak akan terangkat kecuali dengan adanya hadir rasa KEIKHLASAN.

Terakhirnya untuk entri kali ini, mari kita perhatikan sebuah hadith yang telah diriwayatkan oleh An-Nasa’i (3140) dari Abu Umamah r.a. Boleh juga dilihat dalam Jami’ al-’Uluum wa al-Hikam (I/10-16) dan At-Targhiib wa at-Tarhiib (I/23).

Syahdan ada seorang laki-laki datang menghadap Nabi SAW dan bertanya, ”Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Anda jika seseorang berperang-berjihad di jalan Allah dengan niatan mencari upah dan keharuman nama-agar dikenang dan disebut-sebut oleh orang banyak sebagai pahlawan pemberani, apa gerangan yang didapatkannya? Beliau menjawab, ”Ia tidak mendapatkan apa-apa.”

Si penanya mengulangi pertanyaannya lagi, ”Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Anda, jika saya keluar berperang demi mencari upah dan keharuman nama, apa gerangan yang saya dapatkan?” Nabi SAW menjawab: ”Tidak ada”. Si penanya mengulang pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya,dan beliau tetap menjawab, ”Tidak ada”.Terakhir, Nabi SAW bersabda,

”SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK AKAN MENERIMA SUATU AMALAN KECUALI YANG DIKERJAKAN DENGAN PENUH KEIHKLASAN SEMATA KERANA-NYA DAN DIDEDIKASIKAN UNTUK MENCARI WAJAH (KEREDHAAN-NYA”

Cukuplah setakat ini dahulu. In sya allah akan disambung dilain entri kalau diizinkanNya!

Wallahua’lam
Wassalam

Untuk manfaat sepenuhnya, disarankan membeli buku ini.

Judul Buku: Terapi Hati
Penulis: ’Amru Khalid
Penerbit (edisi terjemahan Bahasa Indonesia) : Penerbit Republika
Tahun: 2005
ISBN: 979-32-1050-8
Harga: RM22++ (Jika dibeli di Kinokuniya)
Halaman: 148

CONVERSATION

3 ulasan:

Ummu Ummati berkata...

Salaamalaikum Ukhti :)

Jazakillah for the post. I quite like it and am very intrigue to purchase the book myself. I've just finished Abbas As-sissy's "Bagaimana Menyentuh Hati" and was simply mesmerised by his words :) Unfortunately Islamic books (of true value) are hard to come by in Brunei :( most do not even get pass through customs due to heavy restrictions imposed by the Pusat Dakwah (heavy sigh).

Afwan, just want to make a minor correction ukhti, the ayat from Surah Al-An'am, i checked and it is suppose to be ayat 162 instead of 163 :)

Ilal Liqa, Ma'salaama.

Salwa Saleh berkata...

Waalaikumussalaam sister anneesa.

Alhamdulillah. i'm so glad that you found the write up was interesting and beneficial to you. Praise be to God.I hope i can continue to publish more and more entry that will benefit the viewers.Ameen.

I haven't got any chance to read "bagaimana menyentuh hati". I have it in PDF form. may Allah guide me and give me strength to read it one day. Jzkk for sharing the info.

Yes, you are right. It's my mistake. -ashamed- it should be read as Al-An'am from 162-163. Thank you so much for correcting me.really appreciate that. =)

La tahdzan sister for any obstacle that you've face. It's indeed a test for you and all muslims in the Country i beleive.Nevertheless, i pray that you will get as much Islamic books as you can in the future.

If i can offer any help, just let me know ya sis? I'm more that glad to help such a wonderful sister like you.

salaam and jzkk again

Ummu Ummati berkata...

Salaamalaikum,

Ameen to your dua's, ukhti and jazakillah for your wonderful offer! Truly a blessing =D

Keep on posting cause you got a fan ;) (I think I said that already. Lol! )

Back
to top